Rabu, 25 Juni 2014

INSEKTISIDA ALAMI DAUN NIMBA DAN SIRSAK


INSEKTISIDA DAUN MIMBA
Biji dan daun Mimba mengandung bahan aktif azairachtin, salanin, nimbinen, dan meliantricl. Azairachtin ini bekerja untuk mengganggu fungsi hormon perkembangan serangga sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan serangga. mimba memiliki efek racun perut dan kontak terbatas.
Selain menghambat perkembangan serangga, mimba juga bersifat antifeedant dan antioviposisi. Mimba aktif terhadap lebih dari 300 jenis serangga. Yang digunakan untuk proses pembuatan pestisida, bisa bijinya bisa juga daunnya



 Cara Kerja zat daun Mimba
Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, biji dan daun mimba mengandung azadirachtin sebagai senyawa aktif utama, meliantriol, salanin, dan nimbin. Senyawa aktif tanaman mimba tidak membunuh hama secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu juga berperan sebagai pemandul.

Ekstrak Mimba

OPT sasaran: wereng batang coklat, penggerek batang, dan nematode

Bahan dan alat:

·       Air 1 liter
·       Alcohol 70% 1 cc
·       Biji nimbi 50 gr
·       Penumbuk/penghalus
·       Baskom/ember
·       Sprayer

Cara membuat:

1.    Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan alcohol
2.    Encerkan dengan 1 liter air
3.    Larutkan diendapkan semalam lalu disaring
Larutan siap diaplikasikan ke tanaman

Cara Penggunaan :
Semprotkan kepada bagian tanaman yang terserang, Serangga akan mati setelah 2 – 3 hari

INSEKTISIDA DAUN SIRSAK
Tanaman Annona muricata (sirsak) mengandung zat toksik bagi serangga hama. Serangga yang menjadi hama di lapangan maupun pada bahan simpan mengalami kelainan tingkah laku akibat bahan efektif yang terkandung pada daun sirsak. 



Cara Kerja zat daun sirsak :
Disamping itu dapat juga menyebabkan pertumbuhan serangga terhambat, mengurangi produksi telur dan sebagai repellen (penolak).
Daun sirsak mengandung senyawa acetoginin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki keistimewan sebagai anti feedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Disamping itu dapat juga menyebabkan pertumbuhan serangga terhambat, mengurangi produksi telur dan sebagai repellen (penolak).
Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya. Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30–32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktifitas sitotoksik, dan derivat acetogenin yang berfungsi sitotoksik adalah asimicin, bulatacin, dan squamocin

 

Ekstrak Daun Sirsak

OPT sasaran: wereng batang coklat

Bahan:

1.    50 lembar daun sirsak
2.    Satu gemgam (100 gr) rimpang jaringau
3.    Satu suing bawang putih
4.    Sabun colek 20 gr

Cara membuat:

1.    Daun sirsak, jaringau, dan bawang putih di haluskan
2.    Seluruh bahan dicampur dan direndam air 2 hari
3.    Larutan disaring
4.    Untuk aplikasi 1 liter larutan dicampur dengan 10 – 15 liter air
Larutan siap diaplikasika

Selasa, 24 Juni 2014

BUDIDAYA TERONG

  
PEMBIBITAN
§Gunakan benih yang sehat dan bermutu
§  Kecambahkan benih dalam gulungan karung goni (diperam) ± 24 jam hingga nampak berkecambah
§  Isi tanah dalam minuman bekas gelas aqua plastik, yang telah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan tanah 7 : pupuk kandang 1
§  Letakkan kecambah benih di atas tanah dalam plastik aqua gelas tersebut dan letakkan ditempat yang teduh dan aman
§  Siram benih pagi dan sore hari
§  Bibit umur  ± 40 hari / berdaun empat helai siap dipindah tanamkan

PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan tanah telah selesai dilakukan 1 minggu sebelum tanam, kegiatannya adalah :
§  Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun
§  Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur
§  Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan
§  Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah.
§  Gunakan pupuk Urea 150 kg + NPKP 250 kg per ha
§  Biarkan selama seminggu sebelum tanam
§  Buat lubang, dengan jarak 60x70 cm / 70x70 cm

PENANAMAN
§  Penanaman dilakukan pada sore hari
§  Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
§  Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
§  Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)

PENYIRAMAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor

PENYULAMAN
Dilakukan jika ada tanaman yang mati ataun pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman maksimal umur 15 hari

PENYIANGAN
Ddilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam dengan membersihkan gulma

PEMUPUKAN
Berikut salah satu panduan dosis pemupukan :
Jenis Pupuk
Pemupukan susulan (kg/Ha)
Umur
15 hari
Umur
25 hari
Umur
35 hari
Umur
45 hari
Urea
75
75
75
75
SP 36
50
-
-
-
KCL
-
75
100
75

Pemupukan diletakan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup

PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas liar mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama, untuk merangsang tunas baru dan. bunga yang lebih produktif segera tumbuh

PENGENDALIAN HAMA
1.   Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan dipermukaan daun sebelah bawah. Bila serangan berat, tersisa tulang- daun saja. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam.
2.   Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, pada pucuk atau daun yang muda. Daun jadi keriput / keriting /menggulung. Sebagai vektor atau perantara virus Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman.
3.   Tungau ( Tetranynichus spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan -bintik merah sampai kecoklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas dan bawah. pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.
4.   Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat.
5.   Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.).
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang. Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman.
6.   Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.).
Menyerang buah dengan cara melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman
.
PENGENDALIAN PENYAKIT
1.   Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah. Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi. Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak
2.   Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
3.   Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea. Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4.   Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena. Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
5.   Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii. Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.   Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala : batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati. pengendalian Penyakit : Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, cabut dan bakar tanaman sakit .

PANEN
§  Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
§  Pemetikan dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik

BUDIDAYA KEDELAI





Kedelai termasuk tanaman yang cukup banyak dibudidayakan petani, namun produksi kedelai masih jauh dari potensi produksi kedelai. Hal itu disebabkan oleh tehnik budidaya kedelai yang kurang tepat..

A. Waktu Tanam
- Lahan tadah hujan : menyongsong hujan
-Lahan irigasi :
MK  I     Mei – Juni
MK  II    Agustus – September

B. Varietas
Varietas anjuran Wilis, Argomulyo, Bromo, Burangrang, Sinabang, Mahameru, Anjasmoro

C. Penyiapan lahan
a    Lahan tadah hujan          :
Pengolahan tanah minimal 1 kali disertai pembuatan saluran drainase
b  Lahan irigasi
Pembuatan drainase sejajar arah masuk & keluarnya air pengairan. Paling lambat 7 hari setelah panen padi, kedelai harus ditanam

D. Benih
Kebutuhan benih 40 – 45 KG/Ha daya tumbuh minimal 90%, sebelum ditanambenih dicampur dengan insektisida Marshal 20 gr/Kg benih.

E. Jarak Tanam / cara tanam
§  Jarak tanam (50-60) X 15 Cm
§  Cara tanam, benih ditugal 2 -3 biji perlubang antar baris disetiap selang satu baris bekas tanaman padi. Pada lahan yang subur jarak tanam dapat diperlebar (60 Cm)

F.  Pemupukan Kg/Ha
? Pemberian Pupuk Organik 5 – 10 Ton/Ha
? 50 Kg Urea + 25 Kg ZA, 50-100 Kg SP 36 + 100-150 Kg KCL
? Pupuk P & K dan ½ pupuk N diberikan seluruhnya pada saat tanam, ½ N yg tersisa diberikan pd penyiangan kedua

G. Pengendalian gulma
§  Dilakukan penyiangan 2 kali pada umur 21 dan 42 hari sesudah tanam
§  Dapat juga menggunakan Herbisida pratumbuh
§  Penyemprotan dilakukan pada umur 1 – 2 minggu sebelum tanam

H. Pemberian PPC/ZPT
PPC dapat digunakan sesuai anjuran

I.  Inokulasi Rhizobiun
Gunakan Rhizobium 3 Gr/1 Kg benih utamanya areal yang baru ditanami kedelai

J.  Hama :
Ü Lalat bibit / lalat kacang
Pengendalian :
Tanam serempak (selisih waktu tanam tidak lebih dari 10 hari), rotasi tanaman bukan inang, penanaman varietas toleran (Galunggung, Kerinci, Tidar) perlakuan benih dengan insektisida seperti Carbosulfan
Ü Penggerek Polong (Helicoverpa armigera) & pengisap polong (Nezara viridula I, Piezadorus sp, Riptortus linearis I)
Pengendalian :
Tanam serempak, selisih waktu 10 hari, pergiliran tanaman, semprot dengan insektisida kontak.
Ü Penghisap daun (Bemisia sp, Trips, Aphis sp)
Penyebab :
kutu Aphis, Bermisia dan Trips
Gejala :
Daun keriting
Pengendalian  :
Tanam serempak dengan selisih waktu 10 hari, Penyemprotan insektisida dursban

K. Penyakit :
1. Rebah kecambah dan Busuk daun
a.    Penyebabnya :
Jamur (Rhizoctonia solani khun), serangan terjadi 1 minggu setelah tanam s/d dewasa
b.    Gejalanya :
hawar didekat akar yang menyebabkan tanaman layu dan rebah. Pada daun, batang dan polong timbul hawar dengan arah serangan dari bawah keatas. Bagian tanaman yang terserang berat akan
c.    Pengendalian :
Menjaga drainase tetap baik, Perawatan benih dengan fungisida Captan (Thiram), penggunan fungisida sistemik benomil (Benlate).
2. Karat Daun
a.    Penyebabnya :
Jamur (Phakopsora Pachyrhizi Syd) Serangan terjadi pada 3 minggu setelah tanam s/d panen
b.    Gejalanya :
Didaun pertama berupa bercak terutama pada bawah daun dan kebagian daun diatasnya seiring bertambahnya umur tanaman. Warna bercak awalnya klorotik sampai coklat kemerahan seperti warna karat.
c.    Pengendalian :
Penanaman varietas tahan (Sindoro, slamet, Rajabas dll). Tanam serempak, lingkungan yg tidak lembab. Penggunaan Fungisida berbahan aktif Mankoseb, Bitertanol, Klorotanolil, Triadimefon dan fungisida lain yang dianjurkan     ( Benlate, Avil, Bayleton dll)
3. Hawar Daun
a.    Penyebabnya :
Jamur (Choanephora infundibulifera). Serangan terjadi 2 s/d 6 minggu setelah tanam
b.    Gejalanya :
Gejala serangan terutama timbul pada daun tua dan kadang pada daun muda pada ujung tanaman dan polong, daun yang terinfeksi berwarna keabuan serupa daun yang terkena air panas lalu berubah warna jadi gelap.
c.    Pengendalian :
Menanam varietas tahan, rotasi tanaman. Pengunaan Fungisida
4. Virus (Soybean Stunt Virus, Soybean Mosaik Virus, Bean Yellow Mosaic Virus, Soybean Dwaft Virus, Peanut Stripe Virus)
a.    Penyebabnya :
oleh vector (kutu daun, Aphis spp, kutu kebul Bermisia tabaci) dan biji yang terinfeksi
b.    Gejalanya :
Terjadi perubahan warna pada daun menjadi mosaic, tanaman menjadi keriting/keriput, ukuran daun kecil dan tanaman kerdil
c.    Pengendalian :
Menanam varietas agak tahan, Cabut tanaman terserang dan dibakar, vektornya dikendalikan dengan insektisida seperti Decis

L  Panen
Umur panen tergantung dari varietas, namun secara visual, Dipanen bila daun telah rontok dan polong telah menguning /kering

M Pasca Panen
§  Hasil panen segera dijemur sampai kering (4-5 hari) tergantung cuaca lalu dibijikan
Bersihkan dari kotoran – kotoran lalu keringkan hingga kadar air 10-12%