Penyakit Blas merupakan penyakit
penting pada tanaman padi, penyakit blas diakibatkan oleh jamur Pyricularia
oryzae. Penyakit Blas dapat menyerang semua bagian tanaman padi dari mulai
persemaian, stadia vegetatif dan stadia generatif. dengan menyerang leher dan
cabang malai.
Epidemologi
Penyakit Blas menginfeksi
tanaman pada fase pertumbuhan, Satadia kritis tanaman terjadi mulai umur 1
bulan (padi gogo), anakan maksimum, bunting dan awal berbunga
Pembentukan konidia
selama 14 hari, puncaknya pada 3 – 8 hari setelah bercak muncul. Pembentukan
spora pada kelembaban 89 – 90%. Spora dapat bertahan pada sisa jerami dan gabah
± 1 tahun dan miselia 3 tahun pada suhu kamar
Pyricularia oryzae menyerap nutrisi tanaman padi untuk memperbanyak
diri dan mempertahankan hidup. Bila menyerang pada daun muda, menyebabkan
proses pertumbuhan tidak normal, beberapa daun menjadi kering dan mati. Blas
pada daun banyak menyebabkan kerusakan antara fase pertumbuhan hingga fase
anakan maksimum. Infeksi pada daun setelah fase anakan maksimum biasanya tidak
menyebabkan kehilangan hasil yang terlalu besar, namun infeksi pada awal
pertumbuhan sering menyebabkan puso terutama varietas yang rentan. Penggunaan
fungisida pada fase vegetatif sangat dianjurkan guna menekan tingkat intensitas
serangan blas daun dan juga dapat mengurangi infeksi pada tangkai malai (blas
leher).
Faktor yang mempengaruhi berkembangnya penyakit Blas
1. Kondisi Lingkungan
Apabila
disuatu areal sudah pernah terjadi serangan blas, besar kemungkinan blas
segera menyebar apabila didukung oleh kelembapan dan suhu optimum
yaitu antara 24º C - 28º C
2. Jarak Tanam
Jarak tanam yang rapat bisa mengakibatkan
kelembapan disekitar tanaman akan meningkat, sehingga mempercepat perkembangan
jamur
3. Pemupukan
Pemupukan unsur Nitrogen dimusim penghujan
yang tinggi juga akan memicu pertumbuhan Pyricularia oryzae. Pemupukan
nitrogen yang tinggi menyebabkan ketersediaan nutrisi yang ideal dan lemahnya
jaringan daun, sehingga spora blas pada awal pertumbuhan dapat menginfeksi
optimal dan menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi.
4. Kebersihan Lahan
Kebersihan lahan dari gulma juga sangat
mempengaruhi serangan blas, pada lahan yang gulmanya tidak dikendalikan
serangan blas lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan yang bebas gulma,
karena gulma merupakan salah satu inang tempat berkembangnya jamur Pyricularia
ini.
5. Benih yang tidak sehat
Budidaya padi dengan menggunakan benih
yang kurang sehat, apalagi menggunakan benih yang sebelumnya pernah terserang
blas, bisa menyebabkan berkembangnya serangan blas apabila benih tersebut
ditanam kembali, karena jamur ini bisa bertahan beberapa tahun didalam benih
padi.
Gejala :
Pada daun timbul bercak oval atau
elips, kedua ujung – ujungnya meruncing mirip belah ketupat. Gejala dapat pula
muncul pada buku, malai dan gabah. Sedangkan pada Leher malai yang terinfeksi Pyricularia
oryzae berubah menjadi kehitam – hitaman dan patah, mirip gejala beluk yang yang disebabkan oleh
penggerek batang. Apabila blas leher terjadi, hanya sedikit malai yang berisi
jika dalam keaadan yang parah bahkan
buah dapat menjadi hampa
Pengendalian :
a. Penanaman varietas tahan.
b. Pembenaman jerami sakit sebagai
kompos,
c. Pemakaian pupuk nitrogen secara
optimal. Untuk daerah serangan endemis paling tinggi 90 Kg N/Ha.
d. Penggunaan benih sehat/bermutu,
perlakuan benih dengan fungisida (seed treatment) pada daerah endemis,
e. Pergiliran tanaman dengan tanaman
yang bukan padi (tanaman yang tidak menjadi inang)
Pengendalian secara kimiawi dengan dengan menggunakan fungisida
yang berbahan aktif metil tiofanat atau fosdifen dan kasugamisin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar