Selasa, 24 Juni 2014

PENYAKIT BLAS DAN PENGENDALIANNYA PADA PADI




Penyakit Blas merupakan penyakit penting pada tanaman padi, penyakit blas diakibatkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Penyakit Blas dapat menyerang semua bagian tanaman padi dari mulai persemaian, stadia vegetatif dan stadia generatif. dengan menyerang leher dan cabang malai.
   
Epidemologi
Penyakit Blas menginfeksi tanaman pada fase pertumbuhan, Satadia kritis tanaman terjadi mulai umur 1 bulan (padi gogo), anakan maksimum, bunting dan awal berbunga
Pembentukan konidia selama 14 hari, puncaknya pada 3 – 8 hari setelah bercak muncul. Pembentukan spora pada kelembaban 89 – 90%. Spora dapat bertahan pada sisa jerami dan gabah ± 1 tahun dan miselia 3 tahun pada suhu kamar
Pyricularia oryzae  menyerap  nutrisi tanaman padi untuk memperbanyak diri dan mempertahankan hidup. Bila menyerang pada daun muda, menyebabkan proses pertumbuhan tidak normal, beberapa daun menjadi kering dan mati.  Blas pada daun banyak menyebabkan kerusakan antara fase pertumbuhan hingga fase anakan maksimum. Infeksi pada daun setelah fase anakan maksimum biasanya tidak menyebabkan kehilangan hasil yang terlalu besar, namun infeksi pada awal pertumbuhan sering menyebabkan puso terutama varietas yang rentan. Penggunaan fungisida pada fase vegetatif sangat dianjurkan guna menekan tingkat intensitas serangan blas daun dan juga dapat mengurangi infeksi pada tangkai malai (blas leher).

Faktor yang mempengaruhi berkembangnya penyakit Blas
1.  Kondisi Lingkungan
     Apabila disuatu areal sudah pernah terjadi serangan blas, besar kemungkinan blas segera   menyebar apabila didukung oleh kelembapan dan suhu optimum yaitu antara 24º C - 28º C
2. Jarak Tanam
   Jarak tanam yang rapat bisa mengakibatkan kelembapan disekitar tanaman akan meningkat, sehingga mempercepat perkembangan jamur
3. Pemupukan
    Pemupukan unsur Nitrogen dimusim penghujan yang tinggi juga akan memicu pertumbuhan Pyricularia oryzae. Pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan ketersediaan nutrisi yang ideal dan lemahnya jaringan daun, sehingga spora blas pada awal pertumbuhan dapat menginfeksi optimal dan menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi.
4.  Kebersihan Lahan
   Kebersihan lahan dari gulma juga sangat mempengaruhi serangan blas, pada lahan yang gulmanya tidak dikendalikan serangan blas lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan yang bebas gulma, karena gulma merupakan salah satu inang tempat berkembangnya jamur Pyricularia ini.
5. Benih yang tidak sehat
    Budidaya padi dengan menggunakan benih yang kurang sehat, apalagi menggunakan benih yang sebelumnya pernah terserang blas, bisa menyebabkan berkembangnya serangan blas apabila benih tersebut ditanam kembali, karena jamur ini bisa bertahan beberapa tahun didalam benih padi.

Gejala :
Pada daun timbul bercak oval atau elips, kedua ujung – ujungnya meruncing mirip belah ketupat. Gejala dapat pula muncul pada buku, malai dan gabah. Sedangkan pada Leher malai yang terinfeksi Pyricularia oryzae berubah menjadi kehitam – hitaman dan patah,  mirip gejala beluk yang yang disebabkan oleh penggerek batang. Apabila blas leher terjadi, hanya sedikit malai yang berisi jika dalam keaadan yang parah  bahkan buah dapat menjadi hampa

Pengendalian :
a.    Penanaman varietas tahan.
b.    Pembenaman jerami sakit sebagai kompos,
c.    Pemakaian pupuk nitrogen secara optimal. Untuk daerah serangan endemis paling tinggi 90 Kg N/Ha.
d.    Penggunaan benih sehat/bermutu, perlakuan benih dengan fungisida (seed treatment) pada daerah endemis,
e.    Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan padi (tanaman yang tidak menjadi inang)
Pengendalian secara kimiawi dengan dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif metil tiofanat atau fosdifen dan kasugamisin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar