Rabu, 25 Juni 2014

BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH


Lahan sawah tadah hujan hanya dapat ditanami sekali setahun. Pertanaman padi diareal tersebut sering kali gagal panen karena mengalami kekurangan air, baik untuk pengolahan tanah maupun untuk pertumbuhan tanaman. Petani pada umumnya menunggu sekitar dua bulan sejak turunnya hujan untuk melakukan pengolahan tanah karena pada waktu tersebut air sudah menggenangi sawah. Akibatnya waktu tanam tertunda, sehingga pada fase pertumbuhan generatif, tanaman sering mengalami kekeringan dan gagal panen.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman kekeringan pada lahan sawah tadah hujan adalah dengan sistem bertanam padi gogorancah. Sistem ini berarti bercocok tanam padi di sawah pada musim hujan, dengan menerapkan gabungan antara sistem gogo dan padi sawah. Sistem ini juga cocok untuk lahan beririgasi yang mendapat pengairan terlambat.

BENIH DAN VARIETAS
Varietas yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi iklim dan organisme pengganggu setempat.
  • Daerah beriklim basah menggunakan varietas umur sedang, seperti cisadane, IR 42, IR 48 dan bahbolan.
  • Daerah iklim kering dengan varietas berumur genjah : IR 64, IR 66, IR 74, & ciliwung.
Untuk kebutuhan benih berkisar antara 40-60 kg/ hektar. Benih tidak perlu direndam kedalam air yang penting lebih bernas dan daya tumbuhnya masih diatas 80%.

PENYIAPAN LAHAN
1.   Tanpa olah tanah :
Tanpa olah tanah adalah suatu sistem olah tanah untuk budidaya pertanian dimana solum tanah dibiarkan seperti semula tanpa disentuh alat olah tanah. Dalam sisten ini tanah dibiarkan tidak terganggu kecuali untuk sekedar membuat alur kecil atau lobang tegalan untuk menempatkan benih (ditugal)
2.   Pengolahan tanah sempurna:
Waktu mengolah tanah sebaiknya dilakukan sebelum hujan turun atau segera setelah tanaman padi gadu atau palawija
  • Tanah diolah dengan menggunakan bajak dan cangkul, dengan kedalaman 15-20 cm.
  • Setelah hujan turun satu sampai dua kali tanah segera dihaluskan dan kemudian diratakan dengan menggunakan garu
  • Di buat saluran pembuangan air setiap jarak 5 m atau menurut kebutuhan memanjang sesuai dengan petakan sawah.
PENANAMAN :
1.   Waktu tanam
  • Waktu penugalan benih yaitu pada awal musim hujan, kira- kira setelah turun hujan 2-3 kali, atau apabila kelembaban tanah telah memungkinkan untuk dilakukan penugalan
  • Apabila sebelumnya masih ada tanaman palawija, penugalan benih dapat dilakukan yaitu 1-1.5 bulan menjelang palawija di panen.
2.   Cara tanam
  • Dapat dilakukan secara tugal ataupun larikan
  • Agar penugalan / larikan lurus gunakanlah bantuan tali
  • Jarak tanam :
  • Cara tugal 20 x 20 cm atau 25 x 25  cm    - cara larik, jarak antar barisan 20-30  cm
  • Setelah benih dimasukkan lobang egera ditutup dengan tanah yang gembur. Agar tidak dimakan oleh burung atau serangga

PENYIANGAN
·         Penyiangan dilakukan seawal mungkin sesuaikan dengan keadaan gulma
·         Penyiangan secara kering dapat dilakukan pada umur 15 dan 30 hst.
·         Penyiangan secara basah dilakukan pada minggu pertama dan minggu ketiga setelah penggenangan.
·         Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida yang sesuai rekomendasi setempat

PEMUPUKAN
·         Pemupukan pertama 50 kg urea, 50 kg ZA, 50 kg SP-36 dan 50 kg KCI diberikan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tumbuh.
·         Sisa dosis (50 kg urea) diberikan pada saat primordia bunga, yaitu umur 40-45 hari untuk umur genjah dan umur 55-65 hari untuk umr sedang
·         Cara pemupukan yaitu disebarkan kedalam alur atau larikan yang dibuat diantara barisan dalam tanaman padi
·         Setelah pupuk ditabur kedalam larikan, segera ditutup dengan tanah dan diusahakan pemupukan pada keadaan tanah cukup lembab.

Pengendalian organisme pengganggu
Tanda- tanda serangan organisme pengganggu sama dengan tanda- tanda serangan pada padi sawah. Demikian pula cara- cara pengendaliannya mengikuti anjuran setempat.

Sumber BPTP Sulawesi Selatan
Thn : 2003
….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar