Selasa, 24 Juni 2014

HAMA KEONG MAS DAN PENGENDALIANNYA PADA PADI





Hama keong mas adalah salah satu hama yang mengakibatkan tingginya risiko gagal panen pada tanaman padi. Hama ini, sebagian orang menyebutnya dengan siput murbei, memakan batang dan daun padi berumur 15 hari. Serangan hama ini cukup membuat pusing para petani akibat populasinya di areal pertanaman sedemikian cepat perkembangbiakannya.

Tanaman padi yang terserang bisa habis dari pucuk daun hingga ke batang padi muda. Akibatnya tanaman menjadi merana bahkan mengalami gagal panen. Perkembangan hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7 – 4 hari. Disamping itu, satu ekor keong mas betina mampu menghasilkan 15 kelompok telur selama satu siklus hidup (60 – 80 hari), dan masing – masing kelompok telur berisi 300 – 500 butir. Seekor keong mas dewasa mampu menghasilkan 1000 – 1200 telur per bulan. Padi yang baru ditanam sampai 15 hari setelah tanam mudah dirusak keong mas, keong mas bahkan dapat mengkonsumsi seluruh tanaman muda dalam satu malam. Tanda spesifik lain pada pertanaman padi yang terserang hama ini adalah adanya rumpun yang hilang serta adanya potongan daun yang mengambang dipermukaan air.

Keong mas memakan tanaman padi muda yang baru ditanam serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal. Serangan keong mas yang parah dapat mengakibatkan tanaman padi yang baru di tanam habis total. Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada sistem tabela. Setelah umur tersebut, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.

 

Siklus hidup :

1.   Telur :

      - Masa bertelur sampai menetas 7-14 hari

2.   Masa Pertumbuhan :

      - Pertumbuhan awal 15-25 hari

      - Pertumbuhan lanjut 26-59 har

3.   Dewasa :

      - Masa berkembangbiak 60 hari sampai 3 bulan

 

Biologi :

-     Hidup di air

-     Dapat bertahan hidup 6 bulan didalam tanah kering selama musim kemarau dan aktif kembali pada musim hujan.

-     Keong Mas dewasa dapat bertahan hidup lebih dari 3 tahun

-     Setiap bulan Keong Mas dapat menghasilkan 1000 butir telur

-     Keong Mas merusak tanaman padi umur 1 -3 minggu setelah tanam

 

Pengendalian :

- Memasang pagar plastic

- Menanam bibit berumur tua untuk IR 64 : 25 hari ; Cisadane : 30 hari ( menanam bibit terlalu tua jumlah anakan sedikit)

- Menanam bibit 3-7 tunas per rumpun

- Memasang saringan di saluran irigasi

- Menancapkan bambu untuk bertelur (setelah terkumpul dimusnahkan)

- Membuat parit agar keong mas berkumpul

- Memasukkan bebek kesawah setelah umur padi mencapai 35 hari

-  Menggunakan tumbuhan yang mengandung racun bagi keong mas. Misalnya daun sembung (Blumea balsamifera), daun/akar tuba, daun eceng gondok (Monochoria vaginalis), daun tembakau (Nicotiana tabacum), daun calamansi atau jeruk (Citrus microcarpa), daun mabuhay (Tinospora rumphii), dan cabai merah. Selain itu, beberapa tanaman lain yang juga dapat digunakan untuk memberantas keong mas adalah starflower (Calotropis gigantis), nimba (Azadirachtha indica), dan asyang (Mikania cordata) yang mengandung bahan yang dapat membunuh keong mas.
   Berbagai tumbuhan tersebut dianjurkan diaplikasikan sebelum penanam padi. Saluran kecil dibuat agar keong mas berada di dalam saluran tersebut dan selanjutnya di atas saluran tersebut tempatkan tumbuhan yang disebutkan di atas.

- Menggunakan atraktan seperti daun talas (Cococasia esculenta), daun pisang (Musa paradisiaca), daun pepaya (Carica papaya), bunga terompet, dan koran bekas, supaya mudah mengumpulkan keong tersebut. Daun sebagai atraktan diletakkan dalam petakan sawah secara berjejer, berjarak 1-2 meter antar umpan, yang dilakukan sebelum panen sampai 5 minggu setelah tanam. Jumlah atraktan sebagai umpan yang diperlukan sekitar 40 kilogram per hektare. Tinggi air di sawah disarankan sekitar 5-10 centimeter (BP2TP NAD, 2004

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar