Salah satu jenis hama yang kerap
menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya padi adalah tikus. Gangguan dimulai
sejak dari persemaian hingga pada hasil pertaniaan yang sudah di simpan didalam
gudang. Tikus dengan cepat berkembang bila makanannya tidak terputus dengan
kata lain Kepadatan populasi tikus berkaitan dengan fase pertumbuhan tanaman
padi. dan hama
tikus juga mempunyai kemampuan untuk beradaptasi bilamana rantai makanannya
terputus dengan alternatif rantai makanan lainnya. kepadatan populasi tikus
meningkat pada fase generatif padi
Pada tanaman fase
vegetatif kebutuhan gizi tikus jantan belum terpenuhi untuk membuahi tikus
betina. Bila tikus menyerang pada vase vegetatif seekor hama tikus dapat merusak tanaman antara
11-176 batang padi/malam.
Pada saat bunting
kemampuaan merusak meningkat menjadi 24-246 batang /malam. Besarnya kerugiannya
yang disebabkan oleh tikus ditentukan oleh banyaknya anakan yang gagal
menghasilkan malai masak pada waktu panen.
PERKEMBANGAN HAMA TIKUS :
Pengendalian Hama tikusPerkembangbiakannya mulai
terjadi pada saat primordia dan terus berlangsung pada fase generatif. Tikus
jantan siap kawin pada umur 60 hari, sedangkan tikus betina siap kawin pada
umur 28 hari. Masa bunting berlangsung 19 – 23 hari. Dua hari setelah kawin
tikus betina mampu kawin lagi. Jumlah anak berkisar 2 – 18 ekor/induk/kelahiran
~Kelahiran I : 6 – 18
ekor/induk
~Kelahiran IIs/dVI : 6
– 8 ekor/induk
~Kelahiran VII dst : 2
– 6 ekor/induk
Secara teoritis dari 1 pasang tikus dapat menjadi ± 2.000 ekor dalam 1 tahun. Pada awal masa
perkembangbiakan, tikus hidup secara sendiri – sendiri tetapi pada masa
perkembangbiakan tikus hidup berpasangan dan hidup dalam satu liang.
Luas
wilayah jelajah tikus pada saat tanaman pada fase generatif (makanan melimpah)
jelajahannya pendek (15 – 125 m), dan pada fase pengolahan tanah sampai akhir
vegetatif jelajah harian tikus panjang (100 – 200 m). migrasi tikus bisa
mencapai 1 – 2 Km.
Salah satu ciri khas serangan hama tikus adalah tikus
lebih senang menyerang pada daerah tengah tanaman (Gambar 1) karena pada daerah
tengah biasanya rimbun sehingga sangat disukai tikus
PENGENDALIAN
Pengendalian tikus sebaiknya mulai dilakukan pada saat
dipersemaian. Cara yang biasa dilakukan adalahh :
§ Tanam serempak
§ Pengaturan jarak tanam
§ Minimalisasi ukuran pematang &
tanggul
Pematang
yang sempit (ukurannya) akan mengurangi kesempatan tikus untuk membuat liang.
§ Sanitasi lingkungan
Lingkungan
yang rimbun semak dan rerumputan dapat menjadi tempat persembunyian tikus. Pada
saat panen hindari terjadinya penumpukan jerami karena tumpukan tersebut akan
menjadi tempat persembunyian dan liang tikus. Berdasarkan pengamatan dilapangan
puncak populasi tikus terjadi pada saat 2 – 5 minggu setelah panen
§ Pemamfaatan musuh alami
Menjaga
kelestarian musuh alami seperti : kucing, anjing, ular sawah, burung elang dan
burung hantu
§ Cara fisik dan mekanik
-
Penggenangan
lahan
Pengenangan
lahan bertujuan agar liang – liang aktif tikus terndam sehingga anak – anak
tikus yang ada didalamnya mati
-
Goproyokan
Membongkar
liang tikus, menangkap dan mematikan tikus. Goproyokan akan lebih efektif bila
dilakukan secara berkelompok dengan bantuan anjing dan kucing. Agar tidak
merusak pertanaman sebaiknya dilakukan pada saat sebelum pertanaman
-
Pemasangan
perangkap
Bambu
dapat digunakan sebagai perangkap, sesuai dengan sifat tikus yang suka
bersembunyi maka tikus akan masuk kedalam perangkap
§ Fumigasi /pengemposan dengan asap
beracun
Dilakukan
dengan cara menghembuskan asap beracun kedalam liang dan menutupi liang
tersebut sehingga tikus yang berada didalamnya akan mati. Pengemposan paling
efektif pada saat stadia keluar malai dan pemasakan karena pada saat itu tikus
sedang dalam masa berkembang biak dan lebih banyak tinggal didalam lubang
§ Pengumpanan beracun
Pengumpanan dilakukan dengan mencampur umpan dan
racun, sesuai dengan sifat tikus yang sangat sensitif atau peka sebaiknya saat
memberikan umpan memakai kaos tangan, karena tikus sangat sensitif dengan aroma
manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar