Ulat Grayak merupakan salah satu hama yang akrab dengan petani karena setiap musim tanam hama ini selalu ada. Ulat grayak menyerang tanaman padi pada semua stadia. Serangan terjadi pada malam hari, siang harinya, larva ulat grayak bersembunyi pada pangkal tanaman, dalam tanah atau di tempat-tempat yang tersembunyi.
BIOEKOLOGI
Diletakkan secara
berkelompok di permukaan bawah daun padi atau rerumputan rata – rata 100 butir,
ditutupi sisik warna kelabu
¦ Larva
Larva yang baru muncul aktif
bergerak sambil makan dengan cara meraut bagian hijau daun pada ujung daun dan
beristirahat pada tepi daun muda yang digulung, Selain makan, larva juga
memotong pangkal batang tanaman muda
§ Rusak berat terjadi setelah periode
kering yg cukup lama diikuti hujan besar
§ Larva menggulung diri pada tanaman
dengan benang sutra
§ Stadium larva 22 hari terdiri 5
instar
¦ Pupa
Pupa terbentuk dalam
tanah
¦ Imago
§ Berwarna hitam kelabu
Sayap depan berwarna coklat kelabu, bercak
coklat gelap dan kuning gelap
INANG :
Tanaman inangnya adalah tebu, jagung,
gandum, sorgum, kacang hijau, tembakau, kentang kubis dan berbagai jenis
rerumputan
GEJALA SERANGAN :
Seranga ulat ini memakan helai-helai
daun dimulai dari ujung daun dan tulang daun utama ditinggalkan sehingga
tinggal tanaman padi tanpa helai daun.
Pada tanaman yang telah membentuk
malai, ulat "grayak" kadang-kadang memotong tangkai malai, bahkan
ulat "grayak" ini juga menyerang padi yang sudah mulai menguning .
Batang padi yang mulai menguning itu membusuk dan mati yang akhirnya
menyebabkan kegagalan panen.
PENGENDALIAN :
Ulat grayak dapat dikendalikan dengan cara baik secara alami ataupun ki,ia:
1) pengendalian secara biologi antara lain dengan memanfaatkan predator laba-laba antara lain Oxyopes sp, Lycosa sp dan parasitoid Eurytoma poloni, penggunaan jamur patogen serta menggunakan serangga lain Beauveria bassiana;
2) pembrantasan dengan menggunakan pestisida hanya dilakukan bila populasi ulat grayak mencapai ambang pengendalian dengan azas 6 tepat (jenis, dosis, konsentrasi, cara, waktu dan sasaran);
3) pembersihan/sanitasi lingkungan disekitar lahan pesemaian/ pertanaman;
4) penggenangan pesemaian/pertanaman;
5) pengendalian dengan insektisida efektif yang terdaftar dan diijinkan pada saat larva ulat grayak masih kecil dan bila telah ditemukan rata-rata ≥ 2 ekor per rumpun; dan
6) penggenangan dilakukan agar ulat naik ke batang dan dilakukan penyemprotan pada malam hari, dengan cara ini hasilnya lebih efektif.
Cara pengendalian selain menggunakan
insektisida yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaaan setempat. Penyemprotan
insektisida yang efektif dan diijinkan apabila ditemukan ulat grayak rata –
rata ≥ 2 ekor/m2, atau
intensitas serangan 15%, jenis insektisida yang dapat digunakan seperti Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Ambush 2
EC. Basudin 60 EC. Bayrusil 250 EC dan insektisida lainnya sesuai dengan
petunjuk pemakaian pada kemasan pestisida
….
sangat membantu
BalasHapus