Rabu, 25 Juni 2014

BUDIDAYA PARE


Tanaman PARE (Momordica Charantia L) merupakan tanaman semusim yang cocok tumbuh di dataran rendah sampai menengah

BENIH
Benih yang digunakan benih unggul (berlabel), kebutuhan benih per Ha adalah 1 Kg + 10% Cadangan (Sulaman) = 1.100 Gram. Cadangan tersebut dipergunakan untuk menyulam

PENANAMAN
Penanaman pare dilakukan di bagian atas gulatan-gulatan yang memiliki lebar 1,5-2,5 m, sementara panjangnya disesuaikan dengan lahan yang ada. Untuk jarak tanamnya sendiri adalah 70 X 100 Cm.

PEMASANGAN AJIR
Setelah biji tumbuh dan menampakkan 2-3 helai daun, selanjutnya berikan ajir (tutus). Untuk rambatan tanamannya, ajir bisa dibuat dari bambu atau kayu

PEMELIHARAAN
a.  Penyulaman
Dilakukan bila ada tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal.
b.  Penyiangan
Penyiangan bisa dilakukan dengan mencabuti gulma serta dilanjutkan pendangiran supaya tanah gembur.
c.  Pemangkasan
Pemangkasan bisa dilakukan 2 kali yakni ketika tanaman berusia 3 minggu supaya tunas bisa tumbuh melebar. Sementara pemangkasan berikutnya dilakukan ketika umur tanaman menginjak 6 minggu dengan cara membuang cabang tua dan yang baru tumbuh, serta cabang rusak dan daun kering.
d.  Pemupukan 
Pupuk kandang diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah berdosis 10-15 ton/hektar, sementara pupuk NPK diaplikasikan sesudah tanaman tumbuh yakni 20 gram per tanaman.
e.  Pembungkusan buah 
Guna melindungi buah pare dari lalat buah, sebaiknya bungkus buah menggunakan plastik tipis, kertas koran, maupun plastik hitam. Proses pembungkusan bisa dilakukan semenjak buah masih berukuran kecil.
f.   Hama
Hama yang biasa menyerang tanam pare adala
   Ulat jengkal (crysodeixis calcites)
Gejala serangan : Daun-daun berlubang bekas gigitan ulat dan sering terdapat kotoran ulat berwarna hijau tua,basah dan menutupi permukaan daun. Ulat ini juga menggerogoti kulit buah sehingga permukaan buah menjadi rusak.
Pengendalian : Mengumpulkan ulatnya kemudian di musnahkan dan Menggunakan insektisida racun kontak dan lansung seperti rampage Rampage dosis 50cc diaplikasikan pada pagi hari. berbahan aktif klofenafir.. 
   Kutu Kebul dan Thrips
Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan daun sehingga daun menjadi keriting dan kering. Selain itu hama kutu kebul dan thrips merupakan vector virus. Untuk pencegahan dan pengendalian dianjurkan untuk menyemprotkan insektisida WINDER 25WP atau WINDER 100EC bergantian dengan insektisida MATRIX 200EC. 
   Lalat buah
Hama ini tergolong sering sekali menyerang buah,
Gejala : buah berwarna kuning atau masak sebelum waktunya jika dibelah didalamnya terdapat ulat.
pengendaliannya : dilakukan dengan cara membungkus buah dengan plastik
g.  Penyakit
   Downy mildew ( Pseudeperonouspora cubensis )
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis
Gejala serangan : berupa bercak-bercak kekuning-kuningan pada permukaan daun bagian atas yang di batasi tulang daun. Bercak pada daun tersebut berawal dari daun tua pada bagian bawah tanaman dan merambat keatas.
Pengendalian : sanitasi lahan dari gulma, melakukan rotasi tanaman dan aplikasi yang berbahan aktif propineb dan tridemorf, seperti Ridomil Gold dosis 2 gr pada pagi hari
   Gemini virus
Penyebab : white fly
Gejala serangan : daun berwarna kekuning-kuningan kemudian mengerut (Daun Menjadi Kerdil) akibatnya tanaman jadi kerdil, penyebab dari virus ini adalah adanya white fly yang merupakan vektor dari virus ini.
Pengendalian : dengan mencegah terjadinya serangan white fly dan secara kultur teknis dengan langsung mencabut tanaman yang terserang

PANEN
Panen pertama bisa dilakukan setelah 1,5 - 2 bulan penanaman. Pare yang enak untuk dikonsumsi adalah yang belum terlalu tua benar dan alur keriput beserta bintil-bintilnya masih nampak agak rapat. Pemetikan buah pare dilakukan dengan cara memotong buah pada bagian atas pembungkus menggunakan gunting atau pisau

BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH


Lahan sawah tadah hujan hanya dapat ditanami sekali setahun. Pertanaman padi diareal tersebut sering kali gagal panen karena mengalami kekurangan air, baik untuk pengolahan tanah maupun untuk pertumbuhan tanaman. Petani pada umumnya menunggu sekitar dua bulan sejak turunnya hujan untuk melakukan pengolahan tanah karena pada waktu tersebut air sudah menggenangi sawah. Akibatnya waktu tanam tertunda, sehingga pada fase pertumbuhan generatif, tanaman sering mengalami kekeringan dan gagal panen.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman kekeringan pada lahan sawah tadah hujan adalah dengan sistem bertanam padi gogorancah. Sistem ini berarti bercocok tanam padi di sawah pada musim hujan, dengan menerapkan gabungan antara sistem gogo dan padi sawah. Sistem ini juga cocok untuk lahan beririgasi yang mendapat pengairan terlambat.

BENIH DAN VARIETAS
Varietas yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi iklim dan organisme pengganggu setempat.
  • Daerah beriklim basah menggunakan varietas umur sedang, seperti cisadane, IR 42, IR 48 dan bahbolan.
  • Daerah iklim kering dengan varietas berumur genjah : IR 64, IR 66, IR 74, & ciliwung.
Untuk kebutuhan benih berkisar antara 40-60 kg/ hektar. Benih tidak perlu direndam kedalam air yang penting lebih bernas dan daya tumbuhnya masih diatas 80%.

PENYIAPAN LAHAN
1.   Tanpa olah tanah :
Tanpa olah tanah adalah suatu sistem olah tanah untuk budidaya pertanian dimana solum tanah dibiarkan seperti semula tanpa disentuh alat olah tanah. Dalam sisten ini tanah dibiarkan tidak terganggu kecuali untuk sekedar membuat alur kecil atau lobang tegalan untuk menempatkan benih (ditugal)
2.   Pengolahan tanah sempurna:
Waktu mengolah tanah sebaiknya dilakukan sebelum hujan turun atau segera setelah tanaman padi gadu atau palawija
  • Tanah diolah dengan menggunakan bajak dan cangkul, dengan kedalaman 15-20 cm.
  • Setelah hujan turun satu sampai dua kali tanah segera dihaluskan dan kemudian diratakan dengan menggunakan garu
  • Di buat saluran pembuangan air setiap jarak 5 m atau menurut kebutuhan memanjang sesuai dengan petakan sawah.
PENANAMAN :
1.   Waktu tanam
  • Waktu penugalan benih yaitu pada awal musim hujan, kira- kira setelah turun hujan 2-3 kali, atau apabila kelembaban tanah telah memungkinkan untuk dilakukan penugalan
  • Apabila sebelumnya masih ada tanaman palawija, penugalan benih dapat dilakukan yaitu 1-1.5 bulan menjelang palawija di panen.
2.   Cara tanam
  • Dapat dilakukan secara tugal ataupun larikan
  • Agar penugalan / larikan lurus gunakanlah bantuan tali
  • Jarak tanam :
  • Cara tugal 20 x 20 cm atau 25 x 25  cm    - cara larik, jarak antar barisan 20-30  cm
  • Setelah benih dimasukkan lobang egera ditutup dengan tanah yang gembur. Agar tidak dimakan oleh burung atau serangga

PENYIANGAN
·         Penyiangan dilakukan seawal mungkin sesuaikan dengan keadaan gulma
·         Penyiangan secara kering dapat dilakukan pada umur 15 dan 30 hst.
·         Penyiangan secara basah dilakukan pada minggu pertama dan minggu ketiga setelah penggenangan.
·         Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida yang sesuai rekomendasi setempat

PEMUPUKAN
·         Pemupukan pertama 50 kg urea, 50 kg ZA, 50 kg SP-36 dan 50 kg KCI diberikan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tumbuh.
·         Sisa dosis (50 kg urea) diberikan pada saat primordia bunga, yaitu umur 40-45 hari untuk umur genjah dan umur 55-65 hari untuk umr sedang
·         Cara pemupukan yaitu disebarkan kedalam alur atau larikan yang dibuat diantara barisan dalam tanaman padi
·         Setelah pupuk ditabur kedalam larikan, segera ditutup dengan tanah dan diusahakan pemupukan pada keadaan tanah cukup lembab.

Pengendalian organisme pengganggu
Tanda- tanda serangan organisme pengganggu sama dengan tanda- tanda serangan pada padi sawah. Demikian pula cara- cara pengendaliannya mengikuti anjuran setempat.

Sumber BPTP Sulawesi Selatan
Thn : 2003
….

KERACUNAN UNSUR Fe (BESI) PADA TANAMAN


Keracunan besi diakibatkan oleh pH tanah yang rendah akibatnya ion unsur Fe, Al dan Mn mendominasi dan mengikat unsur hara lainnya, akibatnya terjadi keracunan Fe (besi) pada tanaman karena hanya Fe yang tersedia dalam jumlah banyak
Fe Besi berperan sebagai katalis dalam tanaman dan berperan dalam berbagai proses redoks, seperti respirasi, fotosintesis, dan reduksi nitrat. Besi juga penting dalam pembentukan klorofil. Dalam tanah banyak terdapat unsur besi, hanya ketersediaannya pada tanah sangat rendah. Pada tanah berkapur dan berkadar fosfat tinggi, dapat timbul kekurangan besi,karena dalam keadaan demikian besi mengendap
Keracunan besi dapat menghambat berbagai kegiatan seperti respirasi, fotosintesa,reduksi nitrat dan sintensis klorofil.

GEJALA KERACUNAN Fe
Gejala muncul mula – mula 1 – 2 minggu (tapi kadang – kadang sampai >2 bulan) setelah tanam pindah. Pertama – tama bercak coklat kecil pada daun bagian bawah, dimulai dari bagian ujungm dan menyebar kearah pangkal daun. Kemudian bercak – bercak menyatu diantara tulang daun dan warnanya berubah menjadi merah coklat, lalu mati. Daun yang sempit bisa tetap hijau, bila keracunan Fe parah daun menjadi coklat ungu. Selain itu pertumbuhan kerdil dan anakan sangat berkurang.

Keterangan Gambar :
(a).  Bercak – bercak coklat kecil terbentuk pada ujung daun, lalu menyebar kea rah pangkal daun
(b).  Daun berubah coklat kemerahan dan mati
(c).  Gejala awal muncul pada daun tua
(d).  dalam keadaan keracunan Fe yang berat, seluruh permukaan daun terserang
(e)   Daun berwarna perunggu (kiri) dibanding daun sehat (kanan)

PENYEBAB KERACUNAN Fe
-    Tingginya konsentrasi Fe dalam tanah karena kondisi reduksi yang kuat dalam tanah atau pH rendah.
-    Drainase yang sangat buruk
-    Pemberian bahan organic yang belum terurai dalam jumlah banyak

PENGENDALIAN KERACUNAN Fe
-    Penggunaan varietas padi yang toleran keracunan Fe (misalnya : Banyuasin, Lambur dan mandawak)
-    Jangan menanam setelah penggenangan, tunggu hingga 10 hari baru tanam agar Fe yang kemungkinan tinggi kadarnya selama proses penggenangan sawah menjadi berkurang
-    Gunakan airigasi berselang hindari penggenangan secara terus menerus.
-    Lakukan pengeringan tanah sawah setelah panen selama masa bera
-    Jangan memberikan organic secara berlebihan ke tanah yang banayak mengandung Fe

Pengendalian keracunan Fe (besi) berarti sama dengan mengendalikan pH tanah, karena keracunan Fe diakibatkan oleh pH tanah yang rendah (asam) sehingga dalam keadaan demikian unsur Fe lebih dominan, sedanmgkan unsur hara blain diikat oleh Fe, akibatnya tanaman mengalami keracunan Fe